-aSSalamuaLaikum-

-Ku bErHarap TuLisan DaLam bLog ini bErmAnfaaT-

Jumat, 09 Oktober 2009

SALAM SAPA DARIKU

SELAMAT DATANG .... SELAMAT PAGI INDONESIA ..
Pecinta tujuhstar.blogspot.com yang Nelis sayangi dan banggakan, selamat bergabung di blog aku ya.. media seberhana ini semoga dapat memberikan kesan yang luarbiasa. Tentunya Nelis akan seneng banget jika blog ini dapat bermanfaat untuk kalian... jangan sungkan-sungkan kunjungi blog ini lagi, untuk salam sapa lebih lanjut, bisa klik tujuh_star@yahoo.co.id ... Nelis tunggu !!!

Aku persembahkan sebuah artikel sebagai apresiasi bagi kalian yang udah stay di blok aku... selamat membaca!!
Perkembangan PAUD Di Mranggen
oleh: NAILIS SURAYA

Selama ini para orangtua beranggapan bahwa pendidikan untuk anak yang paling penting adalah pendidikan formal atau sekolah. Sebenarnya anggapan itu tidak salah hanya saja yang diperdebatkan mengenai kebiasaan memasukkan anak ke bangku sekolah setelah sang anak menginjak usia 4 – 6tahun, bahkan ada pula yang langsung memasukkan anak ke Sekolah Dasar (SD, Usia 7 tahun) tanpa bekal pendidikan dari Taman Kanak- kanak. Langkah tersebut dapat dikatakan kurang tepat, karena jika dilihat dari fase perkembangan intelektual dan fase pertumbuhan fisik anak , pendidikan tahap awal dapat diberikan sejak anak lahir. Tanpa orangtua sadari sejak anak dilahirkan sampai usia 6 tahun terdapat usia emas atau Golden Age, yaitu saat usia empat tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya jika pada usia tersebut otak anak tidak mendapat stimulus yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal dan tentunya sangat mempengaruhi masa depan anak. (hasil penelitian di bidang _deology_ (Osborn, White, dan Bloom). Melihat pernyaataan tersebut muncul anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) pun sudah terlambat. Secara tidak langsung muncul kegelisahan dari para orangtua mengenai apa dan bagaimana pendidikan yang tepat untuk anak usia dini, terlebih pertanyan itu muncul dari para orangtua yang tidak memungkinkan melakukan pendidikan itu secara langsung.
Menyikapi kegelisahan para orangtua, khususnya orangtua yang tidak memungkinkan untuk dapat memberi layanan pendidikan dini bagi putra-putrinya, kiranya tepat bila pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan Undang- undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya Pasal 1 butir 14 tentang PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ).
Sangat Menentukan
PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan dapat dikatakan sangat menentukan perkembangan anak di kemudian hari. Sasarannya yaitu usia 0-6 tahun. Mengingat kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD, maka pemerintah (Depdiknas) berupaya untuk memfasilitasi, membina dan megarahkan masyarakat agar mampu memahami arti pentingnya institusi tersebut. Sebenarnya konsep pembelajaran PAUD berpusat pada anak, yang dilakukan melalui pembinaan dengan stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Tapi yang terpenting adalah pembelajaran berorientasi melalui bermain atau bermain sambil belajar, sehingga dalam pelaksanaan anak tidak merasa tertekan. Dikeluarkannya UU tersebut ternyata mendapat respons yang positif dari masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan banyak didirikannya lembaga PAUD diberbagai daerah, baik jalur formal ( TK) maupun jalur Non formal ( kelompok bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan Paud Sejenis ). Pendirian lembaga-lembaga PAUD itu, juga sangat terasa dan dapat dirasakan manfaatnya ileh warga masyarakat kabupaten Demak. Di kota kecil itu, sejak beberapa tahun bermunculan TK, Kelompok Bermain, dan Taman penitipan anak. Bahkan di Kecamatan Mranggen, kemunculannya bagaikan jamur dimusim hujan. Hamper disetiap kecamatan “koboi” itu memiliki sarana pelayanan PAUD, baik formal maupun non formal. Tercatat, jumlah lembaga PAUD nonformal di kota “Texas” itu mencapai 31 unit dan lembaga formal sebanyak 54 unit.Untuk nonformal perbandingan murid dengan guru maksimal 10:1 dengan masa pembelajaran dua jam sebanyak tiga kali dalam seminggu. Adapun untuk formal memiliki perbandingan 15:1 dengan pembelajaran setiap hari kerja
Keberadaan PAUD di Mranggen, mungkin bias menjadi contoh kecamatan lain. Sebab, kemajuan dan manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh siapa pun, terutama para orang tua. Keberadaan PAUD menjadi salah satu alternatif membantu para orang tua agar tidak mengalami kebingungan dalam memberikan rangsangan pada anak karena dalam proses pembelajaran keterlibatan orangtua juga sangat dibutuhkan.
Meskipun pemerintah telah berupaya keras dalam mensosialisasikan apa, mengapa dan bagaimana penyelenggaraan PAUD, namun dalam praktik penerapannya tetap saja masih banyak terjadi salah kaprah, khususnya dari pihak orangtua. Pada umumnya dalam proses pembelajaran orangtua menuntut putra-putri mereka agar memiliki kemampuan akademik yang tinggi, para orangtua cenderung akan merasa bangga jika putra- putrid mereka yang masih sangat dini sudah mampu baca-tulis-hitung dengan baik. Tak jarang jika dijumpai kasus orangtua yang komplain pada guru terhadap system pembelajaran yang berlangsung di lembaga.
Perlu perubahan
Untuk mendukung adanya PAUD, diharapkan kesadaran dari para orangtua untuk tidak menuntut anak bisa baca-tulis-hitung di usia anak yang masih dini, karena hal tersebut tidak dibenarkan. Di dalam menu pembelajaran Generik (acuan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini) telah dijabarkan tentang aspek pengembangan (moral dan nilai agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional, dan seni) yang sesuai dengan usia anak. Secara Analogi, anak usia dini belum tepat jika dituntut bisa baca-tulis-hitung karena belum sesuai dengan kapasitasnya. Apabila orang tua tetap memaksakan kehendaknya dikhawatirkan memiliki dampak negative bagi perkembangan anak. Pemerintah pun memlontarkan hal senada lewat adanya sosialisasi pada guru SD agar ketika anak memasuki SD tidak dituntut sudah bisa baca-tulis-hitung. Bukankah pendidikan yang akan dijalani anak masih panjang, sehingga suatu ketidak adilan bagi anak jika para orang tua memberikan beban akademik pada mereka.
Perlu diingat, meberikan pendidikan yang sesuai untuk anak usia dini, berarti memberi kesempatan pada anak untuk belajar bereksplorasi dengan lingkungan tanpa memberi tekanan.Dengan demikian, masa kecil anak tetap akan menjadi masa yang menyenangkan dan berharga. Untuk itu, jadilah orangtua yang bijaksana.
( publikasi di Suara Merdeka. Selasa (18/11/2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar